Di sebuah taman bermain untuk umum seorang wanita duduk di bangku taman, di sebelah seorang pria.
“Itu anak laki-laki saya,” kata wanita itu membuka percakapan seraya menunjuk seorang anak laki-laki yang memakai sweater warna merah dan sedang bermain perosotan.
“Dia terlihat anak yang baik,” jawab pria di sebelahnya, “dan itu anak laki-laki saya yang memakai sweater biru dan sedang bermain ayunan.”
Si pria kemudian melihat jam tangannya kemudian berteriak memanggil anaknya, “Ayo Ted, kita pergi sekarang.” Teddy memohon kepada ayahnya, “Lima menit lagi, Yah! Please, lima menit lagi ya…”
Pria itu menganggukkan kepalanya dan Teddy kembali melanjutkan berayun, memuaskan hatinya. Menit-menit berlalu sebelum sang ayah berdiri dan memanggil kembali anaknya. “Waktunya untuk pergi, Ted!”
Sekali lagi Teddy memohon, “Lima menit lagi, Ayah. Hanya lima menit lagi.” Si pria tersenyum dan berkata, “Baiklah!”
“Luar biasa, anda pasti seorang ayah yang sabar,” komentar si wanita yang berada di sebelahnya.
Pria itu tersenyum dan berkata, “Anak sulung saya, Tommy, ditabrak oleh seorang pengemudi mabuk tahun lalu ketika ia sedang bermain sepeda di sekitar taman ini. Saya tidak pernah meluangkan banyak waktu buat Tommy, dan sekarang saya ingin mengorbankan apa saja agar dapat berada bersamanya lima menit lagi. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama terhadap Teddy. Dia berpikir bahwa dia mendapatkan lima menit tambahan untuk berayun-ayun. Kebenaran sesungguhnya, saya mendapatkan lima menit tambahan untuk berada bersamanya dan mengawasinya bermain.”
* * *
Jika saat ini anda sudah terjebak dalam sesuatu yang sangat menarik hati anda dan mengabaikan hal-hal lain yang lebih penting, segeralah seimbangkan kembali hidup anda.
Ingatlah bahwa hidup ini sebenarnya adalah soal pilihan, apa yang anda pilih untuk lebih diutamakan dalam kehidupan ini? Jika anda ingin hidup bahagia, utamakanlah hal-hal yang utama. Berilah lima menit tambahan dari waktu anda hari ini kepada orang-orang yang anda kasihi.
-----
Kata-kata Bijak:
Tiada pemandangan yang lebih indah di dunia ini selain keluarga yang hidup saling mengasihi.
* * *
Sumber: Manna Sorgawi, 12 November 2009 (diedit seperlunya)
Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.