14 Januari 2013

Teori Pengasuhan Anak

Grace, anak saya, bercerita tentang suka duka dalam merawat anaknya, Jane. Menurutnya, teman-temannya —sesama ibu muda— mengalami tantangan serupa. Mereka membaca teori tentang pengasuhan anak dari banyak buku yang ditulis oleh penulis Barat.

Menarik, namun metode pendekatan dan penekanannya berbeda-beda. Timbul kesan, beberapa aspek hanya cocok dengan kebiasaan orang Barat. Jadi, bagaimana pengasuhan yang sesuai dengan firman Tuhan itu? Apakah yang utama dalam mendidik anak?

Salomo (Nabi Sulaiman) menunjukkan pentingnya takut akan Tuhan. Maksudnya tentu saja bukan takut akan hukuman Tuhan atau takut ditolak oleh-Nya, melainkan rasa hormat dan gentar akan keagungan dan kekudusan-Nya.


Takut akan Tuhan mendatangkan berkat bagi keturunan kita dan merupakan sumber kehidupan sejati. Rasa takut yang muncul berdasarkan pengenalan pribadi akan Tuhan ini melandasi kebahagiaan yang murni dan tak berkesudahan, serta memampukan kita untuk menangkal dosa dan godaan.

Nah, bukankah itu hal yang terpenting bagi orangtua dalam mendidik anak, yakni mendorong mereka untuk memiliki rasa takut akan Tuhan?

Sebagai orangtua, kami bersyukur atas anugerah-Nya sehingga anak-anak kami boleh mengenal Tuhan sejak dini —Grace pada umur 12; Lisa pada umur 11; Yahya pada umur 10— dan mereka bertumbuh menjadi anak yang takut akan Tuhan.

Maka, dalam percakapan tadi, Grace menyimpulkan: hal yang utama dalam mendidik Jane (anaknya) adalah menolongnya mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam pengenalan itu sehingga ia memiliki rasa takut akan Tuhan. —Stephanus Junianto

Mendorong anak bergaul karib dengan Tuhan sejak dini adalah sumbangsih terpenting kita sebagai orangtua.

* * *

Sumber: e-RH, 14/1/2013 (diedit seperlunya)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini