28 Februari 2013

Gajah Yatim Piatu

Pada akhir 1990-an, terjadi keanehan di beberapa taman nasional di Afrika. Beberapa ekor gajah tiba-tiba menjadi buas, padahal gajah tergolong binatang yang jinak. Mereka menyerang ternak, badak, bahkan manusia.

Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah gajah yatim piatu yang sedang puber. Biasanya induk mereka akan mendidik dan mengendalikan tingkah laku mereka. Tetapi, karena mereka sudah kehilangan induk sejak kecil akibat perburuan liar atau mendapatkan perlakuan yang salah, gajah-gajah tersebut bertumbuh secara liar.

gajah menyerang manusia

Bukan hanya bagi gajah, peran orangtua dalam pembentukan karakter seorang anak sangatlah krusial. Tidak sedikit orang yang memiliki karakter buruk karena tidak mendapatkan didikan yang tepat dan memadai pada masa kecilnya.

Orang yang rendah diri mungkin sewaktu kecilnya sering menerima hinaan dari orangtuanya. Orang yang kejam mungkin semasa kecilnya sering dipukuli oleh orangtuanya. Tidaklah mengherankan, firman Tuhan mengingatkan orangtua agar mendidik anak-anak dengan benar. Di sisi lain, anak-anak juga diingatkan untuk menghormati orangtua mereka dengan semestinya.

Jika Anda adalah orangtua, asuhlah anak Anda dengan penuh tanggung jawab. Pastikan Anda mendidik dan membentuk karakternya dengan baik.

gajah yang punya orangtua

gajah duduk di kloset

Jika Anda adalah seorang anak, hormatilah orangtua atau wali Anda. Pastikan Anda belajar dari mereka yang dipercayakan oleh Tuhan untuk mengasuh Anda. Mereka memiliki pengalaman hidup yang jauh lebih kaya dari Anda. —Alison Subiantoro

Warisan terbaik dari orangtua kepada anak adalah teladan kebajikan dan karakter.

* * *

Sumber: e-RH, 23/2/2013 (diedit seperlunya)

==========

01 Februari 2013

Bibit Orangtua

Dalam budaya sebagian masyarakat di Indonesia, ada kepercayaan tentang pentingnya kualitas bibit seseorang. Bibit di sini berarti orangtua sang anak. Menurut kepercayaan ini, orangtua yang baik akan menghasilkan anak yang baik pula, dan sebaliknya.

Sebagai contoh, anak seorang raja dipercaya lebih berkualitas daripada anak rakyat jelata. Sebaliknya, anak seorang penjahat dipercaya pasti tidak akan menjadi anak yang baik.

Memang normal kalau seorang anak yang dibesarkan di tengah keluarga yang baik akan cenderung bertumbuh dengan baik, dan sebaliknya. Tetapi, di sisi lain, kualitas orangtua bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik.

Bimbingan dan didikan orangtua turut berperan dalam menentukan pembentukan kualitas karakter anak-anak.


Perhatikanlah pengalaman keluarga Imam Eli, yang dicatat dalam Perjanjian Lama. Meskipun ia seorang imam besar, anak-anaknya memiliki karakter yang buruk.

Hal ini disebabkan karena sikap Imam Eli sendiri yang cenderung kurang tegas dalam mendidik anak-anaknya. Terlihat dari caranya menegur mereka, meskipun kesalahan mereka sangat besar.

Fakta ini memberikan harapan bagi kita yang memiliki orangtua yang kurang baik. Ya, kita tidak harus menjadi sama dengan orangtua kita. Pengenalan akan Tuhan dan kebenaran-Nya memampukan kita untuk mengembangkan karakter yang baik atau karakter ilahi.

Di sisi lain, bagi para orangtua, fakta ini menantang kita untuk mendidik anak-anak selaras dengan firman Tuhan, agar karakter mereka terbentuk sejak dini. —Alison Subiantoro

Kualitas karakter seorang anak tidak diturunkan, tetapi dibentuk melalui pendidikan dari orangtua.

* * *

Sumber: e-RH, 20/1/2013 (diedit seperlunya)

Judul asli: Bibit

==========

Artikel Terbaru Blog Ini