12 November 2009

Lima Menit Lagi!

Di sebuah taman bermain untuk umum seorang wanita duduk di bangku taman, di sebelah seorang pria.

“Itu anak laki-laki saya,” kata wanita itu membuka percakapan seraya menunjuk seorang anak laki-laki yang memakai sweater warna merah dan sedang bermain perosotan.

“Dia terlihat anak yang baik,” jawab pria di sebelahnya, “dan itu anak laki-laki saya yang memakai sweater biru dan sedang bermain ayunan.”

Si pria kemudian melihat jam tangannya kemudian berteriak memanggil anaknya, “Ayo Ted, kita pergi sekarang.” Teddy memohon kepada ayahnya, “Lima menit lagi, Yah! Please, lima menit lagi ya…”

Pria itu menganggukkan kepalanya dan Teddy kembali melanjutkan berayun, memuaskan hatinya. Menit-menit berlalu sebelum sang ayah berdiri dan memanggil kembali anaknya. “Waktunya untuk pergi, Ted!”

Sekali lagi Teddy memohon, “Lima menit lagi, Ayah. Hanya lima menit lagi.” Si pria tersenyum dan berkata, “Baiklah!”

“Luar biasa, anda pasti seorang ayah yang sabar,” komentar si wanita yang berada di sebelahnya.

Pria itu tersenyum dan berkata, “Anak sulung saya, Tommy, ditabrak oleh seorang pengemudi mabuk tahun lalu ketika ia sedang bermain sepeda di sekitar taman ini. Saya tidak pernah meluangkan banyak waktu buat Tommy, dan sekarang saya ingin mengorbankan apa saja agar dapat berada bersamanya lima menit lagi. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama terhadap Teddy. Dia berpikir bahwa dia mendapatkan lima menit tambahan untuk berayun-ayun. Kebenaran sesungguhnya, saya mendapatkan lima menit tambahan untuk berada bersamanya dan mengawasinya bermain.”

* * *

Jika saat ini anda sudah terjebak dalam sesuatu yang sangat menarik hati anda dan mengabaikan hal-hal lain yang lebih penting, segeralah seimbangkan kembali hidup anda.

Ingatlah bahwa hidup ini sebenarnya adalah soal pilihan, apa yang anda pilih untuk lebih diutamakan dalam kehidupan ini? Jika anda ingin hidup bahagia, utamakanlah hal-hal yang utama. Berilah lima menit tambahan dari waktu anda hari ini kepada orang-orang yang anda kasihi.

-----

Kata-kata Bijak:
Tiada pemandangan yang lebih indah di dunia ini selain keluarga yang hidup saling mengasihi.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 12 November 2009 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

24 September 2009

Apakah Anda Memonitor Anak-anak Lewat Facebook?

Topik yang saya lontarkan di Status facebook saya beberapa hari yang lalu (22/9/09) mendapat tanggapan yang luar biasa. Saya menulis sebagai berikut:

Apakah anda memonitor anak-anak anda lewat facebook? Dua orang anak laki-laki saya (17 dan 15 tahun) juga main facebook. Tapi saya gak add mereka sebagai friends atau mencantumkan mereka dalam daftar Children. Kalau kita memonitor anak-anak kita lewat facebook, berarti mereka juga bisa memonitor kita dong? Tolong share pengalaman anda. Thanks.

* * *

Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia berbagi pengalaman pribadinya. Inilah sharing mereka selengkapnya:

Andri Setiawan
ga usah dimonitor tp cukup diawasi di kehidupan nyata aja

Wulan Salim
anak anakku dua dua nya ku add jadi friends disini, so the friends of my friiends are their friends, semua mereka tahu ttg teman temanku dan aku tahu teman teman mrk, tdk ada yg kami tutupi, komunikasi kami lancar dan cepat berkat facebook. alhamdullilah.

Menik Dian Mardiani
sama dong..anak semata wayangku jg nggak mau add mama papanya...padahal kita^kan ingin tahu apa yg dia rasakan dan alami sehari-hari..dia cuma mau dimasukkan YM, jd bisa sih dialog dan kirim gbr lucu2 stp hari..(maklum kami tinggal berjauhan).

Sarwan Muhamad
Anak2 kami semua sdh dewasa, mereka berhak menentukan komunitas sendiri , sampai sekarang belum saling add

Andri Setiawan
wah,,apa lg ya pengalamannya?biasanya anak2 seperti saya punya bnyk akun fb yg usernamenya beda2

Lilik Djuwita
kalo sy beserta suami & anak2 saling add & kalo km berjauhan bisa saling berkomunikasi & utk kt ga ada masalah & ga ada yg di-tutup2i, bahkan bisa saling berbagi jika ada masalah

Paulus Herlambang
Alasan saya gak add anak-anak saya adalah supaya mereka bisa bebas, gak merasa diawasi. Pengawasan bisa dilakukan lewat kehidupan nyata sehari-hari, seperti yang dikemukakan oleh rekan Andri Setiawan. Kalau perlu berkomunikasi bisa lewat henpon atau sms.

Fatahuddin Djauzak
Empat anak perempuan dan satu lelaki, semuanya aku add, senang rasanya bisa terhubung dengan mudah. Memberi nasihat lewat FB lebih mudah dan cepat mendapatkan respons .Jika jarak memungkinkan. tentunya nasihat dgn cara2 biasa lebih diutamakan.

Haryono Sunityo
saya add 2 anak saya yg sdh remaja justru mrk yg buatkan fb saya hihihi, kami sering komunikasi lwt fb, teman mrk jg teman saya jg sebaliknya mrk tahu tmn papanya..

Paulus Herlambang
Mereka sebenarnya mengizinkan saya untuk add mereka. Tapi gak saya lakukan. Kalau istri saya, lain lagi alasannya. Dia gak punya account facebook.

Lilik Djuwita
mereka tetap bebas & tidak merasa diawasi, kenapa kt memilih komunikasi lewat fb krn lewat HP seringkali ga ada sinyal, apalagi kalo anak yg tertua sedang berada di pedalaman Papua, sinyal HP susah skali

Lilik Djuwita
Jadi FB utk kita bukan utk saling memata-matai tp utk berkomunikasi apabila salah satu sdng berjauhan

Chiquita Pitono
Anak gw yg besar tadinya gak mau add ibunya...takut di mata2in..tp akhirnya dia add juga sih. Masalah anak takut diawasi org tua atau sebaliknya...hmmm..kayaknya gak perlu segitu kuatir, krn selama kita ngerti anak, gak masalah koq.

Tri Wahyu Handayani
kami ber-4, bpk-ibu-2 ank, saling add, ga mslah. Perlu u.kmuniksi krn beda kota. Yg sya tahu, mrk ga suka, ortu sering kmntar di wall mereka. Di dunia nyata jg bgitu kaan, anak punya dunia sndiri.

Ike Yulia W
saya add ke 3 anak saya & sering berkomunikasi dgn 2 diantaranya, kecuali 1 org yg abg gak pernah saya koment statusnya krn dia gak mau, takut diejek kwnnya, tapi dia pajang foto saya di profilenya & dia tulis dia bangga punya ibu spt saya, gak gaptek ktnya

Dondi A. Dolariyanto
Setuju banget, mas. Saya juga begitu karena beda tingkat usia sudah beda kepentingan dan domain networknya !

Budi Priyo Handogo
saya punya 2 anak cewek saya add, juga istri saya add .. mereka ok2 saja, .. Dengan membaca status .. Paling tidak kita tahu perasaan mereka yg paling update, krn kita tidak setiap saat berdampingan, .. Yg paling seru dimeja makan mereka sll lapor ibunya kalo ada comment yg aneh di wall maupun inbox saya, hehe .. mereka tahu password saya

Sofyan Mulyana
kang paulus ,anak saya 5 dan istri satu semuanya doyan fb ,tapi tak satupun sy add di sofyan mulyana (yg anggotanya rata2 teman alumni),karena gaya pertemanan tk kuliah,sma,smp dan sd lain2 ...tapi say a ada account lain utk add mereka shg mereka bisa bebas bicara berkomentar tanpa sadar kalau ayah /suaminya tetap memonitor.....hehe

Woro Anjokrowati Sumedang
suami,anak2ku dan aku saling meng"add"... malahan nggak pernah saling komen....cuma untuk sekedar tahu teman2 mereka dan kegiatan sehari2 mereka... maklum ketemunya lebih banyak sama temen2nya daripada orangtuanya.

Somba Tambing
I treat fb like a cellphone.., cuman anak laki gw aja yg ngeadd, yg cweq kaga confirm.. pdhal dia yg buatin account fb, hehehe.. Ada jg ponakan yg ngeadd, walaupun demikian gw sngat hati2 mberi komen atas status anak gw & ponakan, krn mngerti akan dibaca oleh teman2x yg lain. Kalo nasihat atau share yg lain sy gunakan inbox, btw bukan brarti anak gw yg cweq ga deket ama gw.., setiap ada yg pdkt atau ada yg dia seneng dia selalu lapor lewt bb atau tlp.

* * *

Tulisan di atas juga diposting di Note facebook saya.

Artikel Terbaru Blog Ini