26 September 2007

Apakah Anda Menjadi Orangtua untuk Hari Ini atau Hari Esok?

Oleh Steve Kroening

Ketika saya dan istri saya menikah, kami memiliki banyak persamaan. Tetapi ada satu area di mana kami benar-benar berbeda. Ia hidup untuk masa depan. Saya hidup untuk hari ini.

Sebagai hasilnya, ia memiliki tabungan yang memadai, memiliki rencana untuk keluarga (hingga hal-hal seperti makanan dan liburan), dan dapat memprioritaskan segala sesuatu yang dihadapi, termasuk pengeluaran. Sebaliknya, saya biasa bertindak tanpa perencanaan. Jika saya melihat sesuatu yang saya inginkan, saya membelinya. Jika saya ingin melakukan sesuatu, saya melakukannya.

Sesungguhnya, cara hidup saya telah menimbulkan kesulitan baginya. Walaupun demikian, setelah bertahun-tahun ia berhasil meyakinkan saya tentang perlunya membuat rencana ke depan. Saya belum sebaik dia dalam hal ini. Tetapi perubahan itu telah membuat perbedaan besar dalam hubungan dan keluarga kami.

Satu area yang kami tahu harus lebih berorientasi ke masa depan adalah menjadi orangtua. Apa tujuan kami? Apa yang kami inginkan bagi anak-anak kami ketika mereka berumur 18? Termasuk kedewasaan spiritual dan emosional, kemajuan akademis, dan area-area pertumbuhan lainnya. Anak-anak kami masih kecil, sehingga kami masih mengerjakan area-area ini, tetapi kami telah mengubah sebagian cara kami menjadi orangtua.

Misalnya, perubahan disiplin. Kami tidak lagi mengharapkan kesempurnaan saat ini, tetapi kami menetapkan tujuan untuk memiliki anak-anak yang bersikap dewasa pada umur 18 tahun. Ini memungkinkan kami untuk lebih memahami anak-anak kami dan lebih sabar terhadap mereka. Kami bisa meluangkan waktu untuk duduk dan berbicara dengan mereka, bukannya berusaha untuk memaksa mereka memiliki perilaku tertentu. Hal itu juga memberikan kesempatan kepada kami untuk melihat hati mereka, bukan perbuatan mereka saja.

Tentu saja, kami masih harus mendisiplin mereka untuk perbuatan-perbuatan tidak baik yang mereka lakukan hari ini. Tetapi disiplin tersebut kami arahkan untuk mencapai tujuan. Bukan sekadar untuk memperbaiki kelakuan. Jika mereka gagal mencapai kemajuan, kami memiliki cara untuk mengevaluasi di mana mereka berada, mengapa mereka tidak mencapai kemajuan, sehingga kami dapat mengarahkan mereka untuk bergerak maju.

Menjadi orangtua yang berorientasi ke masa depan memengaruhi hal lain juga. Kami memerhatikan kebiasaan makan mereka untuk melihat bagaimana kebiasaan tersebut akan berpengaruh terhadap mereka 20 atau 30 tahun yang akan datang. Kami mengevaluasi bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Apakah mereka telah mengerjakan tugasnya? Terlalu banyak bermain? Melakukan kekonyolan pada saat yang salah? Dan kami bisa melatih mereka jauh lebih efektif demi masa depan dalam area-area itu.

Jika anda hidup untuk hari ini bersama anak-anak anda, sadarilah bahwa hal itu akan membawa konsekuensi di masa depan. Dan konsekuensi itu akhirnya akan menunjukkan seberapa jauh anda telah mengasihi anak-anak anda ketika mereka masih kecil. Apakah anda mengasihi mereka untuk hari ini saja? Atau anda mengasihi mereka untuk masa depan juga?

Inilah saatnya untuk duduk dan mengevaluasi tindakan anda serta konsekuensi apa yang akan ditimbulkan di masa yang akan datang. Kemudian bertanyalah kepada diri sendiri, “Apakah metode pelatihan saya akan menghasilkan buah dalam hidup anak-anak saya 30 tahun dari sekarang – buah yang akan menunjukkan betapa bijaksananya atau bodohnya saya ketika mereka masih kecil?” Jika anda tidak suka dengan jawaban itu, inilah saatnya untuk melakukan perubahan – perubahan jangka panjang.

Sumber: http://www.articlehighlight.com

Steve Kroening menulis untuk majalah Success dan juga menerbitkan Wisdom’s Edge. Anda bisa memperoleh tip-tip Alkitabiah tentang kesehatan, keuangan, hubungan, menjadi orangtua, dan kesuksesan, yang akan dikirimkan ke kotak masuk email anda setiap minggu. Cukup kunjungi http://www.wisdomsedge.com dan daftarkan diri anda untuk mendapatkan e-zine gratis ini.

Artikel aslinya (dalam bahasa Inggris) dapat dibaca di sini…

Artikel Terbaru Blog Ini